Friday, September 29, 2017

PEMASARAN HUBUNGAN


PEMASARAN HUBUNGAN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu: Sugihariyadi, S.Pd.I, MM
 






Disusun Oleh :
1.         Windy Vinorika Yuli Astuti           (212418)
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/MBS
TAHUN 2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemasaran transaksi adalah bagian dari suatu gagasan yang lebih besar yang disebut pemasaran hubungan (relationship marketing). Pemasaran hubungan merupakan program yang memberikan nilai tambah pada perusahaan dan produk atau jasa di mata konsumen. Selain itu, pemasaran hubungan adalah cara usaha pemasaran pada pelanggan yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan suatu asset dimana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai pemasaran hubungan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pemasaran hubungan?
2.      Bagaimana merancang komunikasi pemasaran yang efektif dalam upaya pemasaran hubungan?








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pemasaran Hubungan
Pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah pemasaran yang bertujuan untuk membangun hugungan baik dengan para pelanggan. Pada era pemasaran hubungan, pemasar beranggapan bahwa loyalitas konsumen terbentuk karena nilai (value) dan merek (brand). Nilai adalah presepsi nilai yang dimiliki konsumen berdasarkan apa yang didapat dan apa yang dikorbankan ketika melakukan transaksi, sedangkan merek adalah identitas sebuah produk yang tidak berwujud, tetapi sangat bernilai.
Untuk mendapatkan loyalitas konsumen, perusahaan tidak hanya mengandalkan nilai dan merek, seperti yang diterapkan pada pemasaran konvensional. Pada masa sekarang diperlukan perlakuan yang lebih atau disebut kebutuhan unik, perbedaan kebutuhan antara satu konsumen dengan konsumen lainnya. Untuk itu, peranan dari pemasaran hubungan sangat diperlukan. Pada gambar berikut terdapat tiga pilar loyalitas konsumen era pemasaran hubungan yang memfokuskan konsumen ditengah pusaran aktivitas bisnis.[1]
 

           



                    
Dengan menempatkan konsumen ditengah pusaran aktivitas bisnis diharapkan perusahaan selalu memperhatikan dan mengutamakan konsumen dalam segala aktivitas ataupun program yang dilakukan sehingga konsumen menjadi pihak yang selalu didahulukan, merasa puas,nyaman, dan akhirnya menjadi loyal pada perusahaan.
Karena pentingnya loyalitas terhadap kelangsungan hidup perusahaan, perusahaan harus secara kontinu menjaga dan meningkatkan loyalitas dari para konsumennya. oleh karena itu, untuk membangun loyalitas konsumen, perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan konsumen sehingga perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan para konsumennya.[2]
Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama yaitu pelanggan, pemasok dan distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang. Para pemasar menyelesaikan hal itu dengan menjanjikan serta menyerahkan produk dan jasa yang bermutu tinggi dengan harga yang wajar kepada pihak lain sepanjang waktu. Pemasaran hubungan membangun ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang  kuat di antara pihak-pihak yang berkepentingan. Pemasaran jenis itu akan memangkas biaya transaksi dan waktu. Dalam kebanyakan kasus yang berhasil, transaksi beralih dari masalah yang harus dinegosiasikan setiap kali, ke masalah yang rutin.
Hal terakhir dari pemasaran hubungan adalah terbentuknya aset perusahaan yang unik yang disebut jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan pemercaya (stakeholder) pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok, distributor, pengecer, agen periklanan, ilmuwan universitas, dan lain-lain) yang dengannya perusahaan membangun hubungan bisnis timbal balik yang saling menguntungkan. Semakin lama persaingan semakin bertambah, bukan hanya antara perusahaan-perusahaan, melainkan antara jaringan pasar, dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang telah membangun jaringan kerja yang lebih baik. Prinsip operasinya adalah sederhana yaitu dengan membangun suatu jaringan hubungan yang efektif dengan pemercaya utama, dan laba akan menyusul.[3]

B.     Merancang Komunikasi Pemasaran yang Efektif
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), komunikasi adalah “the transmission of a massage from a sender to a receiver via a medium of transmission”. Artinya, komunikasi adalah transmisi sebuah pesan dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi. Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsure komunikasi yang terlibat di dalamnya, yaitu pengirim pesan (sender), pesan (message), medium atau saluran pesan (channel), dan penerima pesan (receiver), yang dalam hal ini adalah konsumen. Selain itu, hal paling penting yang juga harus ada adalah proses umpan balik (feedback).[4]
Pada umumnya, komunikasi pemasaran dirancang untuk membuat konsumen peduli, bahkan tertarik dengan produk perusahaan, memunculkan komitmen atau loyalitas konsumen, menciptakan sikap konsumen yang positif terhadap produk, memberikan makna simbolik produk, atau memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi konsumen.
Untuk membangun komunikasi dengan konsumen perlu diperhatikan hal-hal berikut:



1.    Sumber pesan.
Sumber atau insiator / sponsor pesa harus mengetahui siapa calon atau target penerima pesan, karakteristik, usia, pendidikan, tingkat kematangan, pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya.
2.    Kredibilitas
Sumber yang kredibel akan mendapatkan kepercayaan dari penerima pesan. Ada dua unsur kredibilitas yaitu:
a.         Kredibilatas sumber informal
Informasi yang diperoleh dari sumber informal, seperti teman, keluarga, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya, yang memiliki kedekatan hubungan akan lebih dipercaya konsumen sebagai penerima informasi.
b.         Kredibilitas penyampai pesan
Penyampai pesan harus memilikki kredibilitas yang tinggi. Penyampai pesan biasanya para selebriti yang dikenal luas oleh masyarakat memiliki kredibilitas ataupun citra yang baik.[5]
Kesalahpahaman bisa dikurangi jika proses umpan balik dilakukan dengan baik. mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan mekanisme dalam komunikasi antar pribadi. Metode yang digunakan dalam umpan balik adalah sebagai berikut:
1.    Empati
Pada dasarnya, komunikasi yang dilakukan berorientasi pada penerima. Komunikator harus menempatkan dirinya sebagai penerima sehingga proses penyandian, penggunaan bahasa, dan saluran disesuaikan dengan kondisi penerima.


2.    Pengulangan
Pengulangan membantu pendengar atau penerima untuk menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dapat dipahami pada saat pertama kali mendengar.
3.      Penggunaan bahasa yang sederhana
Bahasa yang kompleks atau istilah-istilah teknis menyebabkan komunikasi ulit dipahami oleh pendengar atau penerima. Sangat penting bagi seseorang yang akan menyampaikan gagasannya untuk menyesuaikan bahasa atau istilah-istilah yang dipakai dengan pendengarnya.
4.      Proses mendengarkan yang efektif
Peningkatan komunikasi yang efektif juga dapat dilakukan dengan mendengarkan secara efektif.
5.      Penentuan waktu yang efektif
Cara yang efektif untuk komunikasi antar pribadi atau organisasi adalah dengan mengelola waktu untuk komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas, dan mudah dipahami.
6.      Pengaturan arus informasi
Cara utnuk mengatasi komunikasi dengan beban informasi yang berlebihan adalah dengan mengatur arus informasi. Tidak semua informs harus disampaikan kepada manajer, hanya informasi yang penting saja yang disampaikan kepadanya.
7.      Kemempuan berkomunikasi
Kemempuan berkomunikasi menunjukkan keberhasilan seseorang untuk mengirim pesan secara jelas, manusiawi, dan efisien.[6]



BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.      Pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah pemasaran yang bertujuan untuk membangun hugungan baik dengan para pelanggan. Pada era pemasaran hubungan, pemasar beranggapan bahwa loyalitas konsumen terbentuk karena nilai (value) dan merek (brand). Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama yaitu pelanggan, pemasok dan distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang.
2.      Untuk membangun komunikasi dengan konsumen perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a.       Sumber pesan.
Sumber atau insiator / sponsor pesa harus mengetahui siapa calon atau target penerima pesan, karakteristik, usia, pendidikan, tingkat kematangan, pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya.
b.      Kredibilitas
Ada dua unsure dalam kredibilitas yaitu:
1.      Kredibilatas sumber informal
2.      Kredibilitas penyampai pesan








DAFTAR PUSTAKA

Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, Andi Offset, Yogyakarta, 2013.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Indeks, Jakarta, 2004.


[1] Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, Andi Offset, Yogyakarta, 2013, hal., 113.
[2] Ibid., hal., 114.
[3] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Indeks, Jakarta, 2004, hal., 15.
[4] Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Op. Cit., hal., 212.
[5] Ibid., hal., 215-216
[6] Ibid, hal., 218-219

No comments:

Post a Comment