PEMASARAN
HUBUNGAN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu: Sugihariyadi, S.Pd.I, MM
Disusun
Oleh :
1.
Windy Vinorika Yuli Astuti (212418)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH
DAN EKONOMI ISLAM/MBS
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemasaran transaksi adalah bagian
dari suatu gagasan yang lebih besar yang disebut pemasaran hubungan (relationship
marketing). Pemasaran hubungan merupakan program yang memberikan nilai
tambah pada perusahaan dan produk atau jasa di mata konsumen. Selain itu,
pemasaran hubungan adalah cara usaha pemasaran pada pelanggan yang meningkatkan
pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan.
Pelanggan yang baik merupakan suatu asset dimana bila ditangani dan dilayani
dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi
perusahaan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan membahas lebih lanjut mengenai pemasaran hubungan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan pemasaran hubungan?
2.
Bagaimana
merancang komunikasi pemasaran yang efektif dalam upaya pemasaran hubungan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pemasaran Hubungan
Pemasaran hubungan (relationship marketing)
adalah pemasaran yang bertujuan untuk membangun hugungan baik dengan para
pelanggan. Pada era pemasaran hubungan, pemasar beranggapan bahwa loyalitas
konsumen terbentuk karena nilai (value) dan merek (brand). Nilai
adalah presepsi nilai yang dimiliki konsumen berdasarkan apa yang didapat dan
apa yang dikorbankan ketika melakukan transaksi, sedangkan merek adalah
identitas sebuah produk yang tidak berwujud, tetapi sangat bernilai.
Untuk mendapatkan loyalitas
konsumen, perusahaan tidak hanya mengandalkan nilai dan merek, seperti yang
diterapkan pada pemasaran konvensional. Pada masa sekarang diperlukan perlakuan
yang lebih atau disebut kebutuhan unik, perbedaan kebutuhan antara satu
konsumen dengan konsumen lainnya. Untuk itu, peranan dari pemasaran hubungan
sangat diperlukan. Pada gambar berikut terdapat tiga pilar loyalitas konsumen
era pemasaran hubungan yang memfokuskan konsumen ditengah pusaran aktivitas
bisnis.[1]
Dengan menempatkan konsumen ditengah
pusaran aktivitas bisnis diharapkan perusahaan selalu memperhatikan dan
mengutamakan konsumen dalam segala aktivitas ataupun program yang dilakukan
sehingga konsumen menjadi pihak yang selalu didahulukan, merasa puas,nyaman, dan
akhirnya menjadi loyal pada perusahaan.
Karena pentingnya loyalitas terhadap
kelangsungan hidup perusahaan, perusahaan harus secara kontinu menjaga dan
meningkatkan loyalitas dari para konsumennya. oleh karena itu, untuk membangun
loyalitas konsumen, perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan
konsumen sehingga perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan, keinginan, dan
harapan-harapan para konsumennya.[2]
Pemasaran hubungan mempunyai tujuan
membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang
memiliki kepentingan utama yaitu pelanggan, pemasok dan distributor dalam
rangka mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan kelangsungan bisnis
jangka panjang. Para pemasar menyelesaikan hal itu dengan menjanjikan serta
menyerahkan produk dan jasa yang bermutu tinggi dengan harga yang wajar kepada
pihak lain sepanjang waktu. Pemasaran hubungan membangun ikatan ekonomi, teknik
dan sosial yang kuat di antara
pihak-pihak yang berkepentingan. Pemasaran jenis itu akan memangkas biaya transaksi
dan waktu. Dalam kebanyakan kasus yang berhasil, transaksi beralih dari masalah
yang harus dinegosiasikan setiap kali, ke masalah yang rutin.
Hal terakhir dari pemasaran hubungan
adalah terbentuknya aset perusahaan yang unik yang disebut jaringan pemasaran.
Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan pemercaya (stakeholder)
pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok, distributor, pengecer, agen
periklanan, ilmuwan universitas, dan lain-lain) yang dengannya perusahaan
membangun hubungan bisnis timbal balik yang saling menguntungkan. Semakin lama
persaingan semakin bertambah, bukan hanya antara perusahaan-perusahaan,
melainkan antara jaringan pasar, dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan
yang telah membangun jaringan kerja yang lebih baik. Prinsip operasinya adalah
sederhana yaitu dengan membangun suatu jaringan hubungan yang efektif dengan
pemercaya utama, dan laba akan menyusul.[3]
B.
Merancang Komunikasi Pemasaran yang Efektif
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000),
komunikasi adalah “the transmission of a massage from a sender to a receiver
via a medium of transmission”. Artinya, komunikasi adalah transmisi sebuah
pesan dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi. Dalam proses
komunikasi terdapat beberapa unsure komunikasi yang terlibat di dalamnya, yaitu
pengirim pesan (sender), pesan (message), medium atau saluran
pesan (channel), dan penerima pesan (receiver), yang dalam hal
ini adalah konsumen. Selain itu, hal paling penting yang juga harus ada adalah
proses umpan balik (feedback).[4]
Pada umumnya, komunikasi pemasaran
dirancang untuk membuat konsumen peduli, bahkan tertarik dengan produk
perusahaan, memunculkan komitmen atau loyalitas konsumen, menciptakan sikap
konsumen yang positif terhadap produk, memberikan makna simbolik produk, atau
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi konsumen.
Untuk membangun komunikasi dengan
konsumen perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.
Sumber
pesan.
Sumber atau insiator / sponsor pesa harus mengetahui siapa calon
atau target penerima pesan, karakteristik, usia, pendidikan, tingkat
kematangan, pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya.
2.
Kredibilitas
Sumber yang kredibel akan mendapatkan kepercayaan dari penerima
pesan. Ada dua unsur kredibilitas yaitu:
a.
Kredibilatas
sumber informal
Informasi
yang diperoleh dari sumber informal, seperti teman, keluarga, rekan kerja,
tetangga, dan sebagainya, yang memiliki kedekatan hubungan akan lebih dipercaya
konsumen sebagai penerima informasi.
b.
Kredibilitas
penyampai pesan
Penyampai
pesan harus memilikki kredibilitas yang tinggi. Penyampai pesan biasanya para
selebriti yang dikenal luas oleh masyarakat memiliki kredibilitas ataupun citra
yang baik.[5]
Kesalahpahaman bisa dikurangi jika proses umpan balik dilakukan
dengan baik. mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan
mekanisme dalam komunikasi antar pribadi. Metode yang digunakan dalam umpan
balik adalah sebagai berikut:
1.
Empati
Pada
dasarnya, komunikasi yang dilakukan berorientasi pada penerima. Komunikator
harus menempatkan dirinya sebagai penerima sehingga proses penyandian,
penggunaan bahasa, dan saluran disesuaikan dengan kondisi penerima.
2.
Pengulangan
Pengulangan membantu pendengar atau penerima untuk
menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dapat
dipahami pada saat pertama kali mendengar.
3.
Penggunaan
bahasa yang sederhana
Bahasa
yang kompleks atau istilah-istilah teknis menyebabkan komunikasi ulit dipahami
oleh pendengar atau penerima. Sangat penting bagi seseorang yang akan
menyampaikan gagasannya untuk menyesuaikan bahasa atau istilah-istilah yang
dipakai dengan pendengarnya.
4.
Proses
mendengarkan yang efektif
Peningkatan
komunikasi yang efektif juga dapat dilakukan dengan mendengarkan secara
efektif.
5.
Penentuan
waktu yang efektif
Cara
yang efektif untuk komunikasi antar pribadi atau organisasi adalah dengan
mengelola waktu untuk komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tersusun
dengan baik, ringkas, dan mudah dipahami.
6.
Pengaturan
arus informasi
Cara
utnuk mengatasi komunikasi dengan beban informasi yang berlebihan adalah dengan
mengatur arus informasi. Tidak semua informs harus disampaikan kepada manajer,
hanya informasi yang penting saja yang disampaikan kepadanya.
7.
Kemempuan
berkomunikasi
Kemempuan
berkomunikasi menunjukkan keberhasilan seseorang untuk mengirim pesan secara
jelas, manusiawi, dan efisien.[6]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.
Pemasaran
hubungan (relationship marketing) adalah pemasaran yang bertujuan untuk membangun
hugungan baik dengan para pelanggan. Pada era pemasaran hubungan, pemasar
beranggapan bahwa loyalitas konsumen terbentuk karena nilai (value) dan
merek (brand). Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan
jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan utama yaitu pelanggan, pemasok dan distributor dalam rangka
mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan kelangsungan bisnis jangka
panjang.
2.
Untuk
membangun komunikasi dengan konsumen perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a.
Sumber
pesan.
Sumber
atau insiator / sponsor pesa harus mengetahui siapa calon atau target penerima
pesan, karakteristik, usia, pendidikan, tingkat kematangan, pengetahuan,
pengalaman, dan sebagainya.
b.
Kredibilitas
Ada dua unsure dalam kredibilitas yaitu:
1.
Kredibilatas
sumber informal
2.
Kredibilitas
penyampai pesan
DAFTAR PUSTAKA
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, Andi
Offset, Yogyakarta, 2013.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Indeks, Jakarta, 2004.
No comments:
Post a Comment